Ahmad jelas-jelas membaca
tulisan “Loket” di hadapannya. Meskipun agak usang, tapi masih kelihatan
huruf-huruf yang terpampang disitu. Keramaian di halte bus, tempat ia berdiri,
tidak membantu sekalipun. Sudah bertanya kepada beberapa orang, tapi dijawab
seadanya. Tidak ramah. Juga tidak niat.
“Mau apa?” Tiba-tiba wajah perempuan muncul di balik
celah kecil bilik loket itu. Kagetlah Ahmad, tapi pura-pura biasa saja.